C. Sosialisasi
Kalian masih ingat, sejak kecil hingga sekarang pun
kita diajari oleh orangtua kita tentang perilaku yang
boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan, yang baik dan
yang buruk, yang sopan dan yang tidak sopan, hak dan
kewajiban, dan sebagainya. Kalian mungkin juga pernah
mengajari adik-adikmu bila menerima sesuatu pemberian
dari orang lain tidak boleh menggunakan tangan kiri dan
harus menggunakan tangan kanan. Adikmu juga harus
mengucapkan terima kasih kepada orang tersebut. Di
rumah orangtua selalu mengajarkan kepada kalian bahwakalian harus menghormati orang yang lebih tua, sebelum makan harus mencuci tangan dan berdoa terlebih dahulu,
bila bertamu ke rumah teman harus mengucapkan salam,
tidak boleh mengambil barang milik orang lain tanpa ijin,
dan sebagainya.
Di sekolah kalian diajari oleh
guru untuk mentaati semua peraturan
sekolah, untuk mengucapkan salam
kepada setiap guru, harus berbakti
kepada orangtua, menghormati guru,
berdoa sebelum dan setelah pelajaran,
dan sebagainya. Guru memberi
hukuman kepada kalian bila datang
terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan
rumah, tidak tertib selama mengikuti
pelajaran, dan sebagainya. Guru di sekolah mengajak
kepada kalian semua untuk menjadi anak yang pandai,
taat dan patuh, sopan dan santun, hormat kepada orangtua
dan guru.
Di lingkungan masyarakat kalian diharapkan untuk
menjadi anggota masyarakat yang baik. Di lingkungan
masyarakat kalian tidak diperbolehkan minum-minuman
keras, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, ngebut,
berkelahi, dan sebagainya. Sebaliknya kalian diharapkan
hidup rukun, saling tolong menolong, saling menghormati,
gotong royong, dan sebagainya.
Dari bacaan di atas, apa yang dapat kalian simpulkan ?
Apa yang diajarkan oleh orangtua, kakak, guru, teman, dan
masyarakat kepada kalian, dan proses belajar yang kalian
lakukan sendiri tidak lain agar kalian menjadi anggota
keluarga, siswa, teman, dan anggota masyarakat yang
baik. Orang yang baik adalah orang yang berperilaku sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat itu.
Orang menghidari dan menjahui apa yang menjadi larangan
dari masyarakat. Bila semua orang baik maka akan tercipta
masyarakat yang tertib. Ketertiban masyarakat tidak lahir
dari proses yang bersifat kodrati atau bersifat alamiah,
melainkan lahir melalui proses belajar. Proses belajar seperti
itu berlangsung secara terus menerus sepanjang hayat dan
sepanjang masyarakat itu masih ada.
Proses belajar seperti itulah yang dalam sosiologi
disebut dengan sosialisasi. Melalui sosialisasi individuindividu
masyarakat belajar mengetahui dan memahami
perilaku apakah yang boleh dilakukan dan perilaku apakah
yang tidak boleh di lakukan
Sosialisasi adalah suatu proses belajar yang seseorang
menghayati (internalisasi) norma-norma sosial di mana ia
hidup sehingga menjadi individu yang baik. Atau sosialisasi adalah
suatu proses mempelajari kebiasaan dan tata kelakukan untuk menjadi
bagian dari suatu masyarakat.
D. Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
1. Arti Penting Sosialisasi
Seorang bayi dilahirkan ke dunia ini seperti kertas
putih bersih. Kertas putih tersebut akan ditulisi atau
dilukis seperti apa sangat tergantung pada siapa yang
menulis atau melukisnya. Demikian juga dengan
kepribadian individu manusia. Kepribadian individu
manusia tidak dibawa sejak lahir, namun dibentuk oleh
lingkungan sosialnya, yaitu keluarga, sekolah, tetangga,
kelompok sebaya, organisasi, dan sebagainya. Pengaruh
lingkungan sosial itulah yang membentuk kepribadian
seseorang.
Warisan biologis hanyalah menyediakan bahan
mentah kepribadian. Misalnya manusia yang sehat
dan normal mempunyai persamaan biologis tertentu,
seperti panca indera, dan otak yang rumit. Persamaan
biologis ini membantu menjelaskan beberapa persamaan
dalam kepribadian. Manusia dilahirkan tidak sebagai
makhluk yang tegas dan dengan susunan saraf yang
telah sempurna, atau dengan kata lain manusia pada
saat dilahirkan tidak memiliki insting-insting kodrati
yang diwarisi secara biologis. Dalam kondisi demikian
dibutuhkan lingkungan sosial yang membentuk atau
mempengaruhi kepribadian manusia.
Binatang, pada umumnya begitu dilahirkan
dari induknya dapat hidup sendiri. Seekor ular yang
menetas di tengah semak-semak bisa bertahan hidup,
meskipun diacuhkan oleh induknya. Tanpa hidup
dalam kelompokpun seekor ular dapat bertahan hidup.
Bagaimana dengan manusia ? Apakah dapat bertahan
hidup tanpa kehadiran kelompoknya ? Bagaimana
menurut pendapat kalian ? Manusia tidak dapat hidup
tanpa kelompok. Dalam hidupnya ia selalu tergantung
pada orang lain atau kelompoknya.
Demikian juga dalam pembentukan kepribadian,
manusia sangat tergantung pada orang lain atau
kelompoknya. Kepribadian seseorang dibentuk setelah
ia dilahirkan ke dunia. Pembentukan kepribadiannya
melalui dua proses, yaitu: Pertama, proses sosialisasi
yang dilakukan tanpa sengaja melalui interaksi sosial,
dan kedua, proses sosialisasi yang dilakukan secara
sengaja melalui proses pendidikan dan pengajaran.
Proses sosialisasi tanpa sengaja terjadi jika seorang
individu yang disosialisasi menyaksikan apa-apa yang
dilakukan oleh orang-orang di lingkungan sekitarnya
di dalam interaksi antar mereka, kemudian dengan
menyaksikan tingkah laku mereka individu melakukan
internalisasi pola-pola tingkahlaku dan pola-pola
interaksi tersebut beserta norma-norma sosial yang
mendasarinya ke dalam mentalnya.
Proses sosialisasi yang disengaja terjadi apabila
seorang individu (yang disosialisasi) mengikuti
pengajaran dan pendidikan yang dilakukan dengan
sengaja oleh pendidik-pendidik yang mewakili
masyarakat, dengan tujuan yang disadari agar normanorma
sosial bisa dipahami individu yang disosialisasi
tersebut dan bisa tertanam baik-baik dalam batinnya.
2. Media Sosialisasi
Media sosialisasi merupakan tempat di mana sosialisasi
itu terjadi. Paling tidak ada tiga media sosialisasi, yaitu:
keluarga, sekolah, dan lingkungan bermain.
a. Keluarga
Dalam kehidupan sehari-hari kalian tidak hanya
hidup di rumah. Selain di rumah kalian paling tidak
selama enam sampai tujuh jam, bahkan ada yang lebih
dari tujuh jam tinggal di sekolah. Pulang dari sekolah
kalian bergabung dengan teman-teman di kampung
untuk bermain bersama.
Cobalah hitung
berapa jam ratarata
kalian tinggal
di rumah ? Selama
tinggal di rumah,
siapa saja anggota
keluarga yang juga
tinggal serumah
dengan kalian ?
Cobalah ingat-ingat
selama di rumah
kalian pernah
mengalami kebiasaan, teguran, nasihat, perintah, atau
larangan apa saja yang diberikan, baik oleh orangtua
atau anggota keluarga lain ? Bagaimana sikap kalian
ketika ditegur, dinasihati, diperintah atau dilarang
melakukan sesuatu oleh orangtua atau anggota keluarga
lain ?
Ketika pulang sekolah kalian tidak langsung
pulang ke rumah tetapi bermain ke rumah teman
terlebih dahulu tanpa seijin orangtua, tentu kalian akan
ditegur dan dinasihati oleh orangtua. Pernahkan kalian
melakukan tindakan itu ?
Apa yang dilakukan oleh orangtuamu ketika
waktunya belajar kalian bermain play station atau
kalian justru ke luar rumah bermain dengan teman ?kalian justru ke luar rumah bermain dengan teman ?
Tentu kalian akan mendapatkan teguran dan nasihat.
Selama berada di rumah tindakan-tindakan apa saja
yang tidak boleh kalian lakukan?
Keluarga merupakan tempat pertama seorang
anak yang baru lahir mengalami proses sosialisasi. Di
keluarga inilah seorang anak mengenal lingkungan
sosial dan budayanya, dan juga mengenal anggota
keluarganya: ayah, ibu, kakak, kakek, dan nenek.
Pembentukan kepribadian anak sangat dipengaruhi
oleh bagiamana keluarga itu memberikan pendidikan
kepada anak-anaknya baik melalui kebiasaan, teguran,
nasihat, perintah, atau larangan.
Dengan demikian, keluarga merupakan lembaga
yang paling penting pengaruhnya dalam sosialisasi
manusia. Kepribadian anak ditentukan oleh bagaimana
orangtua dan anggota keluarga lain memotivasi anak
agar mau mempelajari pola perilaku yang diajarkan
kepadanya. Motivasi bisa positif, bisa juga negatif.
Motivasi positif dengan memberikan ganjaran (hadiah)
kepada anak bila berhasil melakukan sesuatu yang
bermanfaat. Sedangkan motivasi negatif adalahn
memberikan hukuman bila anak tidak mentaati
perintah atau melanggar larangan. Pernahkan kalian
mendapatkan hadiah atau hukuman dari orangtua ?
Bila pernah mengapa kalian diberi hadiah dan mengapa
kalian dihukum?
b. Sekolah
Kalian saat ini sedang belajar di sekolah. Selama
di sekolah juga dididik dan dibimbing oleh guru-guru
agar kalian menjadi anak yang
baik dan pandai. Di sekolah
kalian diminta untuk mentaati
seluruh peraturan sekolah,
seperti memakai seragam,
datang ke sekolah tepat waktu,
mengerjakan tugas-tugas
dan pekerjaan rumah, dan
sebagainya. Di sekolah kalian
juga dididik untuk rajin belajar,
jujur, kerja keras, disiplin, menghormati guru, dan
sebagainya.
Pernahkah kalian atau temanmu melanggar
peraturan sekolah ? Bila pernah hukuman apa yang
kalian dan temanmu terima dari sekolah ? Tahukah
kalian mengapa kalian dihukum ? Selain hukuman,pernahkan kalian atau temanmu menerima hadiah dari
sekolah ? Alasan apa sekolah memberi hadiah kepada
kalian atau temanmu ? Dan bagaimana sikapmu ketika
menerima hadiah dari sekolah tersebut?
Sekolah akan menjatuhkan hukuman kepada siswa
yang melanggar peraturan sekolah. Hukuman tersebut
bisa berupa teguran hingga seorang siswa dikeluarkan
dari sekolah, sekolah akan memberikan hadiah kepada
siswa yang mempunyai prestasi, misalnya, menjadi
juara kelas, prestasi di bidang olahraga, prestasi
di bidang kesenian, dan sebagainya. Hadiah yang
diberikan sekolah bisa berupa uang, piala, piagam,
pujian, dan sebagainya.
c. Kelompok Bermain
Pada hari libur atau pulang sekolah kalian
memanfaatkan waktu luang untuk bermain dengan
teman-temanmu di luar umah. Siapa teman-teman yang
kalian ajak bermain? Tentu kalian mempunyai teman
sekolah, teman dari tetangga, dan teman dari kerabat.
Jenis mainam apa yang kalian mainkan bersama-sama
dengan temanmu? Pernahkan kalian bermain menjadi
seorang guru atau murid ? Bila pernah apa yang kalian
pelajari dari peran seorang guru atau murid ?
Di dalam kelompok bermain seorang anak
memperoleh berbagai pengetahuan dan pengalaman,
yang tidak didapatkannya di keluarga maupun sekolah.
Di dalam kelompok bermain, seorang anak mempelajari
norma, nilai, budaya,
dan peran yang
dibutuhkan individu
untuk memungkinkan
keterlibatannya
dalam kelompok
p e r m a i n a n n y a .
Misalnya, seorang
anak mempelajari
nilai kerjasama,
g o t o n g r o y o n g ,
kebersamaan, saling
menolong, dan
sebagainya.
3. Pembentukan Kepribadian
a. Pengertian Kepribadian
Kalian sering mendengar kata kepribadian. Apa
itu kepribadian?. Kepribadian adalah ciri atau watak
yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang
individu.
b. Faktor Pembentuk Kepribadian
Kepribadian seseorang terbentuk melalui sebuah
proses yang panjang. Paling tidak ada 4 faktor yang
membentuk kepribadian seseorang, yaitu pembawaan,
lingkungan fisik, kelompok dan kebudayaan.
1) Pembawaan
Faktor pembawaan adalah faktor yang dibawa sejak
lahir. Faktor ini menjadi fondasi bagi terbentuknya
kepribadian seseorang. Faktor pembawaan ini dapat
berupa bentuk fisik, warna kulit, bentuk rambut, raut
wajah, postur tubuh, karakter, bakat dan IQ. Faktor
pembawaan ini bisa didominasi dari ibu, ayah ataupun
kombinasi keduanya. Faktor pembawaan itu misalnya
pemarah, periang, suka menolong dan sebagainya
2) Lingkungan fisik
Faktor lingkungan fisik juga dpat membawa
pengaruh terhadap kepribadian seseorang. Masyarakat
yang tinggal di derah pedesaan yang subur umumnya
memiliki sifat ramah, suka menolong, sederhana, tenang
dan sabar. Orang yang tinggal di daerah tandus dan
gersang, karena lingkungan fisdiknya yang keras
menjadikan mereka cenderung bersifat rakus, egois,
tamak, serakah,
3) Kelompok
Kelompok dapat mempengaruhi kepribadian
seseorang. Misalnya, kelompok bermain. Kelompok
bermain ini dapat membawa pengaruh yang positif
maupun negatif. Apabila kelompok bermain umumnya
anak yang memiliki kepribadian baik, akan membawa
pengaruh yang baik pula. Namun apabila kelompok
bermain itu umumnya memiliki kepribadian yang
kurang baik, akan membawa pengaruh yang kurang
baik pula.
4) Kebudayaan
Kebudayaan suatu daerah dapat membawa
pengaruh terhadap pembentukan kepribadian
seseorang. Masyarakat pedesaan umumnya memiliki
kebudayaan sederhana, tidak ambisius, sabar, terikat
pada tradisi. Sementara masyarakat perkotaan
umumnya suka kemewahan, ambisius, suka bekerja
keras. Semua itu akan membawa pengaruh kepada
masyarakatnya masing-masing.
No comments:
Post a Comment