A.Bagian-bagian Al-Qur’an
Al-Qur’an
mempunyai 114 surat, dengan surat terpanjang terdiri atas 286 ayat, yaitu Al
Baqarah, dan terpendek terdiri dari 3 ayat, yaitu Al-’Ashr, Al-Kautsar, dan
An-Nashr.
Sebagian ulama menyatakan jumlah ayat di Al-Qur’an adalah 6.236, sebagian lagi menyatakan 6.666. Perbedaan jumlah ayat ini disebabkan karena perbedaan pandangan tentang kalimat Basmalah pada setiap awal surat (kecuali At-Taubah), kemudian tentang kata-kata pembuka surat yang terdiri dari susunan huruf-huruf seperti Yaa Siin, Alif Lam Miim, Ha Mim dll. Ada yang memasukkannya sebagai ayat, ada yang tidak mengikutsertakannya sebagai ayat.
Untuk memudahkan pembacaan dan penghafalan, para ulama membagi Al-Qur’an dalam 30 juz yang sama panjang, dan dalam 60 hizb (biasanya ditulis di bagian pinggir Al-Qur’an).Masing-masing hizb dibagi lagi menjadi empat dengan tanda-tanda ar-rub’ (seperempat), an-nisf (seperdua), dan as-salasah (tiga perempat).
Selanjutnya Al-Qur’an dibagi pula dalam 554 ruku’, yaitu bagian yang terdiri atas beberapa ayat. Setiap satu ruku’ ditandai dengan huruf ‘ain di sebelah pinggirnya. Surat yang panjang berisi beberapa ruku’, sedang surat yang pendek hanya berisi satu ruku’.
Nisf Al-Qur’an (tanda pertengahan Al-Qur’an), terdapat pada surat Al-Kahfi ayat 19 pada lafal walyatalattaf yang artinya: “hendaklah ia berlaku lemah lembut”.
Sebagian ulama menyatakan jumlah ayat di Al-Qur’an adalah 6.236, sebagian lagi menyatakan 6.666. Perbedaan jumlah ayat ini disebabkan karena perbedaan pandangan tentang kalimat Basmalah pada setiap awal surat (kecuali At-Taubah), kemudian tentang kata-kata pembuka surat yang terdiri dari susunan huruf-huruf seperti Yaa Siin, Alif Lam Miim, Ha Mim dll. Ada yang memasukkannya sebagai ayat, ada yang tidak mengikutsertakannya sebagai ayat.
Untuk memudahkan pembacaan dan penghafalan, para ulama membagi Al-Qur’an dalam 30 juz yang sama panjang, dan dalam 60 hizb (biasanya ditulis di bagian pinggir Al-Qur’an).Masing-masing hizb dibagi lagi menjadi empat dengan tanda-tanda ar-rub’ (seperempat), an-nisf (seperdua), dan as-salasah (tiga perempat).
Selanjutnya Al-Qur’an dibagi pula dalam 554 ruku’, yaitu bagian yang terdiri atas beberapa ayat. Setiap satu ruku’ ditandai dengan huruf ‘ain di sebelah pinggirnya. Surat yang panjang berisi beberapa ruku’, sedang surat yang pendek hanya berisi satu ruku’.
Nisf Al-Qur’an (tanda pertengahan Al-Qur’an), terdapat pada surat Al-Kahfi ayat 19 pada lafal walyatalattaf yang artinya: “hendaklah ia berlaku lemah lembut”.
B.Sejarah Turunnya Al-Qur’an
Al-Quran
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui berbagai cara, antara lain:
1.
Malaikat
Jibril memasukkan wahyu itu ke dalam hati Nabi Muhammad SAW tanpa memperlihatkan wujud aslinya. Nabi SAW
tiba-tiba saja merasakan wahyu itu telah berada di dalam hatinya.
2.
Malaikat Jibril menampakkan dirinya sebagai
manusia laki-laki dan mengucapkan kata-kata di hadapan Nabi SAW.
3.
Wahyu turun kepada Nabi SAW seperti bunyi
gemerincing lonceng.
Menurut Nabi SAW, cara inilah yang paling berat dirasakan, sampai-sampai Nabi SAW mencucurkan keringat meskipun wahyu itu turun di musim dingin yang sangat dingin.
Menurut Nabi SAW, cara inilah yang paling berat dirasakan, sampai-sampai Nabi SAW mencucurkan keringat meskipun wahyu itu turun di musim dingin yang sangat dingin.
4.
Malaikat Jibril turun membawa wahyu dengan
menampakkan wujudnya yang asli.
Setiap kali mendapat wahyu, Nabi SAW lalu menghafalkannya. Beliau dapat mengulangi wahyu yang diterima tepat seperti apa yang telah disampaikan Jibril kepadanya. Hafalan Nabi SAW ini selalu dikontrol oleh Malaikat Jibril.
Al-Qur’an diturunkan dalam 2 periode.
Setiap kali mendapat wahyu, Nabi SAW lalu menghafalkannya. Beliau dapat mengulangi wahyu yang diterima tepat seperti apa yang telah disampaikan Jibril kepadanya. Hafalan Nabi SAW ini selalu dikontrol oleh Malaikat Jibril.
Al-Qur’an diturunkan dalam 2 periode.
- Pertama Periode Mekah, yaitu saat Nabi SAW bermukim di
Mekah (610-622 M) sampai Nabi SAW melakukan hijrah. Ayat-ayat yang diturunkan
pada masa itu disebut ayat-ayat Makkiyah, yang berjumlah 4.726 ayat, meliputi
89 surat.
-Kedua adalah Periode Madinah, yaitu masa setelah Nabi SAW hijrah ke Madinah (622-632 M). Ayat-ayat yang turun dalam periode ini dinamakan ayat-ayat Madaniyyah, meliputi 1.510 ayat dan mencakup 25 surat.
-Kedua adalah Periode Madinah, yaitu masa setelah Nabi SAW hijrah ke Madinah (622-632 M). Ayat-ayat yang turun dalam periode ini dinamakan ayat-ayat Madaniyyah, meliputi 1.510 ayat dan mencakup 25 surat.
Ciri-ciri
Ayat-ayat Makkiyah:
- Ayat-ayatnya pendek-pendek
- Diawali dengan yaa ayyuhan-nâs (wahai manusia) - Kebanyakan mengandung masalah tauhid, iman kepada Allah SWT, hal ihwal surga dan neraka, dan masalah-masalah yang menyangkut kehidupan akhirat (ukhrawi).
- Ayat-ayatnya pendek-pendek
- Diawali dengan yaa ayyuhan-nâs (wahai manusia) - Kebanyakan mengandung masalah tauhid, iman kepada Allah SWT, hal ihwal surga dan neraka, dan masalah-masalah yang menyangkut kehidupan akhirat (ukhrawi).
Ciri-ciri
ayat-ayat Madaniyyah :
- Ayat-ayatnya panjang-panjang.
- Diawali dengan yaa ayyuhal-ladzîna âmanû (wahai orang-orang yang beriman).
- Kebanyakan tentang hukum-hukum agama (syariat), orang-orang yang berhijrah (Muhajirin) dan kaum penolong (Anshar), kaum munafik, serta ahli kitab.
- Diawali dengan yaa ayyuhal-ladzîna âmanû (wahai orang-orang yang beriman).
- Kebanyakan tentang hukum-hukum agama (syariat), orang-orang yang berhijrah (Muhajirin) dan kaum penolong (Anshar), kaum munafik, serta ahli kitab.
Ayat
Al-Qur’an yang pertama diterima Nabi Muhammad SAW adalah 5 ayat pertama surat
Al-’Alaq, ketika ia sedang berkhalwat di Gua Hira, sebuah gua yang terletak di
pegunungan sekitar kota Mekah, pada tanggal 17 Ramadhan (6 Agustus 610). Kala
itu usia Nabi SAW 40 tahun.Bunyi ayatnya adalah sebagai berikut:
Artinya:
1.Bacalah
dengan menyebut nama tuhanmu
2.Beliau
telah menciptakan manusia dari segumpal darah
3.Bacalah,dan
Tuhanmulah yang maha pemurah
4.Yang
mengajar manusia dengan perantaraan kalam
5.Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya
C.Pengumpulan Al-Qur’an
Kodifikasi atau pengumpulan Al-Qur’an sudah dimulai sejak zaman Rasulullah SAW, bahkan sejak Al-Qur’an diturunkan. Setiap kali menerima wahyu, Nabi SAW membacakannya di hadapan para sahabat karena ia memang diperintahkan untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada mereka.Disamping menyuruh mereka untuk menghafalkan ayat-ayat yang diajarkannya, Nabi SAW juga memerintahkan para sahabat untuk menuliskannya di atas pelepah-pelepah kurma, lempengan-lempengan batu, dan kepingan-kepingan tulang.
Setelah ayat-ayat yang diturunkan cukup satu surat, Nabi SAW memberi nama surat tsb untuk membedakannya dari yang lain. Nabi SAW juga memberi petunjuk tentang penempatan surat di dalam Al-Qur’an. Penyusunan ayat-ayat dan penempatannya di dalam susunan Al-Qur’an juga dilakukan berdasarkan petunjuk Nabi SAW. Cara pengumpulan Al-Qur’an yang dilakukan di masa Nabi SAW tsb berlangsung sampai Al-Qur’an sempurna diturunkan dalam masa kurang lebih 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an, setiap tahun Jibril datang kepada Nabi SAW untuk memeriksa bacaannya. Malaikat Jibril mengontrol bacaan Nabi SAW dengan cara menyuruhnya mengulangi bacaan ayat-ayat yang telah diwahyukan. Kemudian Nabi SAW sendiri juga melakukan hal yang sama dengan mengontrol bacaan sahabat-sahabatnya. Dengan demikian terpeliharalah Al-Qur’an dari kesalahan dan kekeliruan.
D.Para Hafidz dan Juru Tulis Al-Qur’an
Pada masa Rasulullah SAW sudah banyak sahabat yang menjadi hafidz (penghafal Al-Qur’an), baik hafal sebagian saja atau seluruhnya. Di antara yang menghafal seluruh isinya adalah Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Talhah, Sa’ad, Huzaifah, Abu Hurairah, Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin Umar bin Khatab, Abdullah bin Abbas, Amr bin As, Mu’awiyah bin Abu Sofyan, Abdullah bin Zubair, Aisyah binti Abu Bakar, Hafsah binti Umar, Ummu Salamah, Ubay bin Ka’b, Mu’az bin Jabal, Zaid bin Tsabit, Abu Darba, dan Anas bin Malik.
Adapun sahabat-sahabat yang menjadi juru tulis wahyu antara lain adalah Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Amir bin Fuhairah, Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’b, Mu’awiyah bin Abu Sofyan, Zubair bin Awwam, Khalid bin Walid, dan Amr bin As.
Tulisan ayat-ayat Al-Qur’an yang ditulis oleh mereka disimpan di rumah Rasulullah, mereka juga menulis untuk disimpan sendiri. Saat itu tulisan-tulisan tsb belum terkumpul dalam satu mushaf seperti yang dijumpai sekarang. Pengumpulan Al-Qur’an menjadi satu mushaf baru dilakukan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, setelah Rasulullah SAW wafat.
Kenapa Al-Qur’an Tidak Dibukukan Dalam Satu Mushhaf (Pada Masa Nabi)?(Pertanyaan ini saya tuliskan untuk menjelaskan,supaya tidak terjadi kekeliruan)
- Pertama: Al-Qur’an diturunkan tidak sekaligus, tetapi berangsur-angsur dan terpisah-pisah. Tidaklah mungkin untuk membukukannya sebelum secara keseluruhannya selesai.
- Kedua: Sebagian ayat ada yang dimansukh. Bila turun ayat yang menyatakan nasakh, maka bagaimana mungkin bisa dibukukan datam satu buku.
- Ketiga: Susunan ayat dan surat tidaklah berdasarkan urutan turunnya. Sebagian ayat ada yang turunnya pada saat terakhir wahyu tetapi urutannya ditempatkan pada awal surat. Yang demikian tentunya menghendaki perubahan susunan tulisan.
- Keempat: Masa turunnya wahyu terakhir dengan wafatnya Rasululah SAW adalah sangat pendek/dekat. Rasulullah SAW berpulang ke rahmatullah setelah sembilan hari dari turunnya ayat tersebut. Dengan demikian masanya sangat relatip singkat, yang tidak memungkinkan untuk menyusun atau membukukannya sebelum sempurna turunnya wahyu.
- Kelima: Tidak ada motifasi yang mendorong untuk mengumpulkan Al-Qur’an menjadi satu mushhaf sebagaimana yang timbul pada masa Abu Bakar. Orang-orang Islam ada dalam keadaan baik, ahli baca qur’an begitu banyak, fitnah-fitnah dapat diatasi. Berbeda pada masa Abu Bakar dimana gejala-gejala telah ada; banyaknya yang gugur, sehingga khawatir kalau Al-Qur’an akan lenyap.
- Kesimpulan: Kalau Al-Qur’an sudah dibukukan dalam satu mushhaf, sedangkan situasi sebagaimana yang tersebut di atas, niscaya Al-Qur’an akan mengalami perubahan dan pergantian selaras dengan terjadinya naskh (ralat) atau munculnya sebab disamping perlengkapan menulis tidak mudah didapat.
Kodifikasi atau pengumpulan Al-Qur’an sudah dimulai sejak zaman Rasulullah SAW, bahkan sejak Al-Qur’an diturunkan. Setiap kali menerima wahyu, Nabi SAW membacakannya di hadapan para sahabat karena ia memang diperintahkan untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada mereka.Disamping menyuruh mereka untuk menghafalkan ayat-ayat yang diajarkannya, Nabi SAW juga memerintahkan para sahabat untuk menuliskannya di atas pelepah-pelepah kurma, lempengan-lempengan batu, dan kepingan-kepingan tulang.
Setelah ayat-ayat yang diturunkan cukup satu surat, Nabi SAW memberi nama surat tsb untuk membedakannya dari yang lain. Nabi SAW juga memberi petunjuk tentang penempatan surat di dalam Al-Qur’an. Penyusunan ayat-ayat dan penempatannya di dalam susunan Al-Qur’an juga dilakukan berdasarkan petunjuk Nabi SAW. Cara pengumpulan Al-Qur’an yang dilakukan di masa Nabi SAW tsb berlangsung sampai Al-Qur’an sempurna diturunkan dalam masa kurang lebih 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an, setiap tahun Jibril datang kepada Nabi SAW untuk memeriksa bacaannya. Malaikat Jibril mengontrol bacaan Nabi SAW dengan cara menyuruhnya mengulangi bacaan ayat-ayat yang telah diwahyukan. Kemudian Nabi SAW sendiri juga melakukan hal yang sama dengan mengontrol bacaan sahabat-sahabatnya. Dengan demikian terpeliharalah Al-Qur’an dari kesalahan dan kekeliruan.
D.Para Hafidz dan Juru Tulis Al-Qur’an
Pada masa Rasulullah SAW sudah banyak sahabat yang menjadi hafidz (penghafal Al-Qur’an), baik hafal sebagian saja atau seluruhnya. Di antara yang menghafal seluruh isinya adalah Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Talhah, Sa’ad, Huzaifah, Abu Hurairah, Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin Umar bin Khatab, Abdullah bin Abbas, Amr bin As, Mu’awiyah bin Abu Sofyan, Abdullah bin Zubair, Aisyah binti Abu Bakar, Hafsah binti Umar, Ummu Salamah, Ubay bin Ka’b, Mu’az bin Jabal, Zaid bin Tsabit, Abu Darba, dan Anas bin Malik.
Adapun sahabat-sahabat yang menjadi juru tulis wahyu antara lain adalah Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Amir bin Fuhairah, Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’b, Mu’awiyah bin Abu Sofyan, Zubair bin Awwam, Khalid bin Walid, dan Amr bin As.
Tulisan ayat-ayat Al-Qur’an yang ditulis oleh mereka disimpan di rumah Rasulullah, mereka juga menulis untuk disimpan sendiri. Saat itu tulisan-tulisan tsb belum terkumpul dalam satu mushaf seperti yang dijumpai sekarang. Pengumpulan Al-Qur’an menjadi satu mushaf baru dilakukan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, setelah Rasulullah SAW wafat.
Kenapa Al-Qur’an Tidak Dibukukan Dalam Satu Mushhaf (Pada Masa Nabi)?(Pertanyaan ini saya tuliskan untuk menjelaskan,supaya tidak terjadi kekeliruan)
- Pertama: Al-Qur’an diturunkan tidak sekaligus, tetapi berangsur-angsur dan terpisah-pisah. Tidaklah mungkin untuk membukukannya sebelum secara keseluruhannya selesai.
- Kedua: Sebagian ayat ada yang dimansukh. Bila turun ayat yang menyatakan nasakh, maka bagaimana mungkin bisa dibukukan datam satu buku.
- Ketiga: Susunan ayat dan surat tidaklah berdasarkan urutan turunnya. Sebagian ayat ada yang turunnya pada saat terakhir wahyu tetapi urutannya ditempatkan pada awal surat. Yang demikian tentunya menghendaki perubahan susunan tulisan.
- Keempat: Masa turunnya wahyu terakhir dengan wafatnya Rasululah SAW adalah sangat pendek/dekat. Rasulullah SAW berpulang ke rahmatullah setelah sembilan hari dari turunnya ayat tersebut. Dengan demikian masanya sangat relatip singkat, yang tidak memungkinkan untuk menyusun atau membukukannya sebelum sempurna turunnya wahyu.
- Kelima: Tidak ada motifasi yang mendorong untuk mengumpulkan Al-Qur’an menjadi satu mushhaf sebagaimana yang timbul pada masa Abu Bakar. Orang-orang Islam ada dalam keadaan baik, ahli baca qur’an begitu banyak, fitnah-fitnah dapat diatasi. Berbeda pada masa Abu Bakar dimana gejala-gejala telah ada; banyaknya yang gugur, sehingga khawatir kalau Al-Qur’an akan lenyap.
- Kesimpulan: Kalau Al-Qur’an sudah dibukukan dalam satu mushhaf, sedangkan situasi sebagaimana yang tersebut di atas, niscaya Al-Qur’an akan mengalami perubahan dan pergantian selaras dengan terjadinya naskh (ralat) atau munculnya sebab disamping perlengkapan menulis tidak mudah didapat.
Nama-nama
Al-Qur’an
1. Al Kitaab. Al Qur’an disebut
juga dengan Al Kitaab karena merupakan sinonim baginya.
Artinya: “Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (QS Al Baqarah [2] : 2)
2. Al Furqaan. Al Qur’an disebut juga Al Furqaan karena memiliki fungsi sebagai pembeda antara yang benar dan yang salah.
Artinya: “Mahasuci Allah yang telah
menurunkan Furqaan (Al Qur’an) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi
pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia).” (QS Al Furqaan [25]
: 1)
3. Az Zikr. Al Qur’an disebut juga Al Zikr karena memiliki funsi sebagai pemberi peringatan.
3. Az Zikr. Al Qur’an disebut juga Al Zikr karena memiliki funsi sebagai pemberi peringatan.
Artinya: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Qur’an dan pasti Kami
(pula) yang memeliaranya.” (QS Al Hijr [15] : 9)
4. Al Mau’izah. Al Qur’an disebut juga Al Mu’izah karena ia merupakan pelajaran atau nasihat.
4. Al Mau’izah. Al Qur’an disebut juga Al Mu’izah karena ia merupakan pelajaran atau nasihat.
Artinya: “Wahai manusia! Sesungguhnya, telah datang kepadamu pelajaran (Al
Qur’an) dari Tuhanmu penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk
serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Yuunus [10] : 57)
5. Al Hikmah. Al Qur’an disebut juga Al Hikmah karena segala yang terkandung di dalam Al Qur’an adalah kebijaksanaan.
5. Al Hikmah. Al Qur’an disebut juga Al Hikmah karena segala yang terkandung di dalam Al Qur’an adalah kebijaksanaan.
Artinya: “Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhan kepadamu (Muhammad). Dan janganlah engkau mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, nanti engkau dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela dan dijauhkan (dari rahmat Allah).” (QS Al Israa [17] : 39)
6. Asy Syifa’. Al Qur’an disebut juga Asy Syifa’ karena mampu mengobati atau menyembuhkan penyakit baik lahir maupun batin.
Artinya: “Wahai manusia! Sesungguhnya, telah datang kepadamu pelajaran (Al Qur’an) daru Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada di dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” (QS Yuunus [10] : 57)
7. Al Hudaa. Al Qur’an disebut juga Al Hudaa karena ia juga berfungsi sebagai petunjuk.
Artinya: “Dan sesungguhnya ketika kami (jin) mendengar petunjuk (Al Qur’an), kami beriman kepadanya. Maka barangsiapa beriman kepadaTuhan maka tidak perlu ia takut rugi atau berdosa.” (QS Al Jin [72] : 13)
8. Al Tanziil. Al Qur’an disebut juga Al Tanziil karena ia adalah kitab suci yang diturunkan.
Artinya: ”Dan sungguh, (Al Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam.” (QS Asy Syu’araa [26] : 192)
9. Ar Rahmah. Al Qur’an disebut juga Al Rahman karena ia berfungsi sebagai petunjuk dan karunia bagi umat manusia dan alam semesta.
Artinya: “Dan sungguh, (Al Qur’an) itu benar-benar menjadi petunjuk dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS An Naml [27] : 77)
10. Ar Ruuh. Al Qur’an disebut juga Ar Ruuh karena ia mampu menghidupkan akal pikiran dan membimbing manusia kepada jalan yang lurus.
10. Ar Ruuh. Al Qur’an disebut juga Ar Ruuh karena ia mampu menghidupkan akal pikiran dan membimbing manusia kepada jalan yang lurus.
Artinya: “Dan demikianlah Kami wahyulan kepadamu (Muhammad) ruh (Al Qur’an)
dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (Al
Qur’an dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al Qur’an itu cahaya, dengan
itu Kami member petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami.
Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus.”
(QS Asy Syuuraa [42] : 52)
11. Al Bayaan. Al Qur’an disebut juga Al Bayaan karena ia berfungsi sebagai penjelas dan penerang kebenaran dari Tuhan.
11. Al Bayaan. Al Qur’an disebut juga Al Bayaan karena ia berfungsi sebagai penjelas dan penerang kebenaran dari Tuhan.
Artinya: “Inilah (Al Qur’an) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, da menjadi petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imraan [3] : 138)
12. Al Kalaam. Al Qur’an disebut juga Al Kalaam karena ia adalah firman Allah dan merupakan kitab suci yang diucapkan.
Artinya: “Dan jika di antara kaum musyrikin ada yang meminta perlindungan
kepadanmu, maka lindungilah agar dia dapar mendengar firman Allah, kemudian
antarkanlah dia ke tempat yang aman baginya. (Demikian) itu karena sesungguhnya
mereka kaum yang tidak mengetahui.” (QS At Taubah [9] :6)
13. Al Busyraa. Al Qur’an disebut juga Al Busyraa karena ia berfungsi sebagai pembawa kabar gembira.
13. Al Busyraa. Al Qur’an disebut juga Al Busyraa karena ia berfungsi sebagai pembawa kabar gembira.
Artinya: “Katakanlah, “Rohulkudus (Jibril) menurunkan Al Qur’an itu dari Tuhanmu dengan kebenaran untuk meneguhkan (hati) orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang berserah diri (kepada Allah).” (QS An Nahl [16] : 102)
14. An Nuur. Al Qur’an disebut juga An Nuur karena ia mapu membawa manusia memperoleh cahaya ketuhanan.
Artinya: “Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti dari
Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya
yang terang benderang (Al Qur’an).” (QS An Nisaa [4] : 174)
15. Al Basaa’ir. Al Qur’an disebut juga Al Basaa’ir karena ia berfungsi sebagai pedoman.
15. Al Basaa’ir. Al Qur’an disebut juga Al Basaa’ir karena ia berfungsi sebagai pedoman.
Artinya: “(Al Qur’an) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” (QS Al Jaasiyah [45] : 20)
16. Al Balaag. Al Qur’an disebut juga Al Balaag karena ia berfungsi sebagai penyampai kabar atau penjelasan bagi manusia.
Artinya: “(Al Qur’an) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia,
agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia
adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang yang berakal mengambil pelajaran.”
(QS Ibraahiim [14] : 52)
17. Al Qaul. Al Qur’an disebut juga Al Qaul karena ia merupakan perkataan atau ucapan yang dapat menjadi pelajaran bagi manusia.
17. Al Qaul. Al Qur’an disebut juga Al Qaul karena ia merupakan perkataan atau ucapan yang dapat menjadi pelajaran bagi manusia.
Artinya: “Dan sungguh, Kami telah menyampaikan perkataan ini (Al Qur’an)
kepada mereka agar mereka selalu mengingatnya.” (QS Al Qasas [28] 51)
18. Al –Qur’an. Alasan dinamainya dengan Al-Qur'an ialah
karena banyak (kata-kata Al-Qur'an) terdapat dalam ayat.
Artinya:Sesungguhnya
alquran ini adalah bacaan yang sangat mulia. .(Q.S Al Waqi’ah : 77)
19. Al-Qarim. Alasan dinamainya dengan
Al-Qarim ialah karena alquran adalah sesuatu yang sangat mulia bagi umat islam, hal ini terdapat dalam ayat: Artinya:Sesungguhnya alquran ini
adalah bacaan yang sangat mulia.(Q.S Al Waqi’ah : 77)
20.Al-Hakiim.Alasannya karena di dalam
alquran terdapat hukum-hukum yang mengajari kita supaya kita menjadi
disiplin,hal ini terdapat dalam ayat:
Artinya:
Dan demikianlah, Kami telah
menurunkan Al Qur'an itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan
seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan
kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap
(siksa) Allah.(Q.S Ar Ra’d:37)
21.Al-Mubarraq,alasannya karena al qur’an
bisa membawa berkah bagi semua orang yang mau membacanya,hal ini terdapat dalam
ayat:
Artinya:Ini adalah
sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang
mempunyai pikiran.(Q.S Shaad:29)
22.As- Shirath
Artinya jalan,yakni al quran berfungsi sebagai penunjuk/pembawa kita ke
jalan yang lurus,hal ini terdapat pada ayat:
Artinya :
dan bahwa (yang Kami
perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah
kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah
kepadamu agar kamu bertakwa.(Q.S Al An’am :153)
23. Al-Qayyim,alasannya
karena alquran berfungsi sebagai pembimbing umat islam,dalam mempelajari
ilmu,hal ini terdapat pada ayat:
Artinya : sebagai bimbingan yang lurus, untuk
memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi
berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal shaleh,
bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik.(Q.S Al Kahfi:2)
24. Al-Haqq,Al-Qur’an
disebut juga Al-Haqq karena Al-Qur’an benar-benar dari Allah.
Artinya :
Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya teIah datang kepadamu kebenaran (Al
Quran) dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka
sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan
barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya
sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu." (Q.S
Yunus[10]:108)
25.Al-Wahyu,Alasannya karena alquran
adalah wahyu dari Allah SWT Artinya:
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang
diwahyukan kepadanya.(Q.S An-Najm:4)
26.Al-Hablun,Alasannya
alquran menyuruh kita untuk terus bersatu dengan berpegang teguh pada isi
alquran.
Artinya: Dan berpeganglah kamu
semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan
ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh
musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat
Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka,
lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.(Q.S Ali Imran:103)
27.Al-Hadi
( petunjuk)
Artinya: Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada
(jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin
yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar(Q.S Al
Isra’:9)
28.Al-Arobi
Artinya : Sesungguhnya
Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu
memahaminya.(Q.S Yusuf:2)
29.Al-Mubiin (Penerang)
Artinya:
Demi Kitab
(Al Qur'an) yang menerangkan.(Q.S Az-Zukhruf : 2)
30.Al-Bayyinat(Penjelasan)
Artinya:
Sesungguhnya
orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa
keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya
kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula)
oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati(Q.S Al Baqarah:159)
31.As-Shiddiq(Kebenaran)
Artinya: Tidaklah
mungkin Al Qur'an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Qur'an itu)
membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah
ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta
alam.(Q.S Yunus : 37)
32.Al Fash Atau Al Mufashal (terperinci)
Artinya:
Dan Dialah
yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka (bagimu) ada tempat tetap dan
tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami
kepada orang-orang yang mengetahui.(Q.S Al An’am:98)
33.Al-hadist (khabar atau ucapan)
Artinya:
Allah telah
menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu
ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang
takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu
mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada
seorang pun pemberi petunjuk baginya.(Q.S Az-Zumar:23)
34.Al-Nadzir (Memberi
Peringatan)
Artinya:
Ini adalah sebuah kitab yang
diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya,
supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan
menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.(Q.S Al A’raf : 2)
35. Al-Basyir (Memberi kabar gembira)
Artinya:
Maka sesungguhnya telah Kami
mudahkan Al Qur'an itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira
dengan Al Qur'an itu kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu memberi
peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang.(Q.S Maryam:97)
Saya minta
ma’af,karena mulai dari sini ayat yang saya berikan tidak saya cantumkan nama
surat beserta suratnya,dan ada juga yang artinya ti dak ada,dan juga ada yang
saya tidak cantumkan ayatnya.
36.Al-Aliy
وإنه في أم الكتاب لدينا لعلي حكيم
Artinya:Dan Sesungguhnya
di dalam kitab ini Menjunjung hukum yang tinggi
37. Muhaimin (Memelihara)
مصدقا لما بين يديه من الكتاب ومهيمنا
عليه
Artinya:Dan
kami menjaga keaslian daripada al quran
38. An-Naba’ al-Adhîm (Berita Besar)
عم يتساءلون، عن النبإ العظيم
Artinya:Kami memberitahu jika akan ada
berita besar
39. Al-Mutasyâbih
الله نزل أحسن الحديث كتابا متشابها مثاني
40. Al-Ilmu
من بعد ما جاءهم العلم
Artinya: Setelah itu mereka
datang kepada mereka dengan ilmu
pengetahuan
41. Al- ‘Ajab
42. At-Tadzkiroh (Pengingat)
وإنه لتذكرة للمتقين
Artinya: Ini adalah pengingat bagi orang benar
43. Al-Urwatul Wutsqâ
فقد استمسك بالعروة الوثقى
44. Al-Adl
وتمت كلمة ربك صدقا وعدلا
Artinya:
Dan Alla memiliki
Perkataan dalam kebenaran dan keadilan
45. Al-Amr
ذلك أمر الله
أنزله إليكم
Artinya: Yang Allah wahyukan kepadamu
46. Al-Munâdy
سمعنا مناديا ينادي للإيمان
Artinya: Kami mendengar dan menyerukan iman
48. Al-Majid (Kemuliaan)
بل هو قرآن مجيد
Artinya:Ini
adalah qur’an yang mulia
49. Az-Zabûr
ولقد كتبنا في الزبور
50. Al-Azîz
وانه لكتاب عزيز
51.Al-Qashash
احسن القصص
52. Al-Muthhharah (Kesucian)
في صحف مكرمة مرفوعة مطهرة
Artinya:Maka
kesucian adalah kehormatan seseorang
53.Ar-Rizqi
ورزق ربك خير وأبقى
Artinya: Dan rizki dari Allah lebih baik dan lebih kekal
54. Ash-Shuhûf
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى * وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى * بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا * وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى * إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الأولَى * صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى *
Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan
diri (dengan beriman) dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat. Namun,
kalian (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi, sementara kehidupan
akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar-benar
terdapat dalam kitab-kitab yang terdahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa (QS al-A’la [87]: 14-19).
55.Al-Mukarramah
sangat membantu,,,terimakasih
ReplyDeleteBisa jadi referensi hidup
ReplyDeletePiala Dunia 2018
ReplyDelete