Cerita - cerita untuk bahan story telling
1.The Blowpiper
Long time ago in a small village in Bangka Island, lived a young man
who was an expert in using blowpipe, especially for hunting. That why
people in the village called him the blowpiper. He also had excellent
medical skill that was passed down from his late father Read More -->
2.Ali Baba and the Forty Thieves
In
a town in Persia there dwelt two brothers, one named Cassim, the other
Ali Baba. Cassim was married to a rich wife and lived in plenty, while
Ali Baba had to maintain his wife and children by cutting wood in a
neighboring forest and selling it in the town Read More -->
3.The Mount Bromo
Long
long time ago there lived a couple in the village near the top of
mount Bromo. Joko Seger is his name. He lived peacefully with his wife
Roro Anteng. But they were not happy because after some time they did
not have any children. Then Joko Seger meditated in mount Bromo asking
for god to give them children Read More -->
4.Jaka Tarub and Nawang Wulan
Jaka Tarub was a handsome and diligent young man. He
lived in a village near a lake. One day, when Jaka Tarub passed the
lake, he heard some giggles and laughs of some girls who were bathing in
the lake
Read More -->
5.Rapunzel
There
was once a couple who had long in vain wished for a child. At length
the woman hoped that God was about to grant her desire. They had a
little window at the back of their house from which a splendid garden
could be seen, which was full of beautiful flowers and herbs Read More -->
6.The Three Little Pigs
Once upon a time there were three little pigs, who left their mummy and daddy to see the world.
All summer long, they roamed through the woods and over the plains,
playing games and having fun. None were happier than the three little
pigs, and they easily made friends with everyone Read More -->
7.Telaga Warna's Story
Long time ago there was a kingdom in West Java. The
kingdom was ruled by a king called Prabu. He was a kind and wise king.
Under Prabu’s leadership, the kingdom grew into a prosperous kingdom.
There’s no hunger in the kingdom Read More -->
8.Little Red Riding Hood
Once upon a time in the middle of a
thick forest stood a small cottage, the home of a pretty little girl
known to everyone as Little Red Riding Hood. One day, her Mummy waved
her goodbye at the garden gate, saying: "Grandma is ill. Take her this
basket of cakes, but be very careful. Keep to the path through the wood
and don't ever stop Read More -->
9.Beauty And The Beast
Once
upon a time as a merchant set off for market, he asked each of his
three daughters what she would like as a present on his return. The
first daughter wanted a brocade dress, the second a pearl necklace, but
the third, whose name was Beauty, the youngest, prettiest and sweetest
of them all, said to her father
Read More -->
10.Mentiko Betuah
A long time ago, there was a kingdom in Simeulue,
Nanggroe Aceh Darussalam. The king and the queen had a son, Prince
Rohib. They loved the prince very much and they always gave him anything
he wanted
Read More -->
11.The Parakeet King
Once upon a time, there was a group of parakeets in
the forest. The parakeets group was led by a king. One day, their
peaceful life was threatened by a hunter who planned to catch and sell
them in the market
Read More -->
Tuesday, 6 August 2013
Sunday, 4 August 2013
ELASTISITAS
ELASTISITAS
Berdasarkan sifat kelenturannya, sebuah benda dapat dikatagorikan menjadi benda elastis dan benda tidak elastik.
Benda
elastis adalah benda yang bila dikenai gaya dapat berubah bentuknya,
dan jika gaya itu dihilangkan maka bentuk benda akan kembali ke
bentuknya semula.
Beberapa hal yang berhubungan dengan elastisitas adalah :
I. Tegangangan (σ) yaitu hasil perbandingan antara besarnya gaya dengan luas bidang benda yang mengalami gaya tersebut.
II. Regangan (e) yaitu hasil perbandingan antara perubahan panjang benda dengan panjang benda mula mula.
Ketrangan :
σ = Tegangan ................................ (N m-1)
e = Regangan ................................. –
γ = Modulus young ........................(N m-1)
F = gaya ......................................... (newton)
A = Luas bidang ............................ (m2)
l = Panajang batang ...................... (meter)
Δl = perbahan panjang batang ........ –
Contoh benda yang termasuk benda elastis adalah seperti karet, pegas, dllekan
Pegas
Bila sebuah pegas kita tarik dengan gaya F sehingga panjang pegaas bertamabah (Δl), maka untuk pegas tersebut berlakulah persamaan sbb :
F = k Δl
Karena
untuk menarik pegas diperlukan energi, maka sesuai dengan hukum
kekekalan energi mekanik, energi ini dalam pegas menjadi energi
potensial pegas (Ep).
Energi potensial pegas ini sama dengan usaha yang dilakukan pada pegas sehingga panjangnya bertambah sebesar (Δl), oleh karena itu besar dari energi potensial pegas dapat dihitung dengan rumus :
Ep = ½ F Δx , atau
Ep = ½ k Δx2
VEKTOR
BESARAN VEKTOR
Contoh 1
A. Menggabungkan atau Menjumlahkan Besaran vektor
a. Secara Grafis
1. Metode Poligon
Penggabungan
vektor secara poligon dilakukan dengan cara menggambar vektor-vektor
yang digabungkan tersebut secara berurutan (diteruskan). Kemudian Vektor
resultannya (R) digambar dengan menghubungkan titik awal sampai akhir.
(seperti pada gambar)
2. Metode Jajaran genjang
Penggabungan
vektor secara jajaran genjang dibuat dengan cara menggambar
vektor-vektor yang akan digabungkan dari titik awal yang sama, kemudian
buatlah garis sejajar vektor tadi (garis putus-putus) dari kedua ujung
vektor yang digabungkan sehingga diperoleh titik potongnya. Terakhir
gambarlah Vektor Resultannya dengan menghubungkan titik awal ke titik
potong. (seperti pda gambar)
b. Secara Analitis (Perhitungan)
1. Jika arahnya sama
Resultan vektor yang arahnya sama dihitung dengan menjumlahkan besar dari kedua vektor yang digabungkan.
R = V1 + V2
2. Jika arahnya berlawanan
Resultan vektor yang arahnya sama dihitung dengan mengurangkan besar dari kedua vektor yang digabungkan (dihitung selisihnya).
R = V1 - V2
3. Jika saling mengapit sudut
Resultan
dari vektor yang arahnya tidak sama dan tidak berlawanan atau arahnya
saling mengapit sudut dihitung dengan menggunakan rumus sbb :
Contoh Soal :
- Vektor Fa dan Fb berturut-turut 30 N dan 50 N. Berapa resultan kedua vektor tersebut jika :
a. kedua vektor searah !
b. kedua vektor berlawanan arah !
c. kedua vektor saling mengapit sudut 60° !
Diketahui : Fa = 30 N
Fb = 50 N
Ditanyakan : a) R = ................. ? (searah)
b) R = ................. ? (berlawanan arah)
c) R = ................. ? α = 60°
a) R = Fa + Fb b) R = Fa - Fb
R = 30 + 50 R = 30 - 50
R = 80 N R = - 20 N
(tanda – menyatakan arah R sama dengan Fb)
2. Vektor V = 400 N dengan arah 30° terhadap arah horizontal.
Tentukan komponen vektor diatas pada sumbu X dan sumbu Y !
Diketahui : V = 400 N
Ditanyakan : Vx = .................. ?
Vy = ................. ?
Vx = V Cos α Vy = V Sin α
Vx = 400 Cos 30° Vy = 400 Sin 30°
Vx = 400 0,87 Vy = 400 0,5
Vx = 348 N Vy = 200 N
3.
Vektor P, Q dan S berturut-turut 200 N, 300 N dan 400 N dan
arahnya 30° , 150° dan 210° . Tentukan resultan dari ketiga vektor !
Diketahui : P = 200 N
Q = 300 N
S = 400 N
Ditanyakan : R = .................... ?
Untuk menghitung Resultan vektor yang lebih dari 2 vektor lebih mudah menggunakan tabel seperti dibawah :
B. Menguraikan Besaran Vektor
Perhatikan vektor P pada gambar dibawah !
Arah
vektor P adalah ke kanan atas, vektor ini dapat diuraikan menjadi dua
komponen yaitu (Px) ke kanan dan (Py) ke atas seperti pada gambar.
Contoh 1
Sebuah
vektor P mempunyai besar 200 satuan dengan arah membentuk sudut 30 ˚
dengan sumbu X positif. Berapakah besar komponen vektor diatas pada
sumbu X dan pada sumbu Y ?
Diketahui : P = 200 satauan
α = 30˚
Diatanya : Px ..... ?
Py ..... ?
a. Px = P Cos α b. Py = P Sin α
Px = 200 Cos 30˚ Py = 200 Sin 30˚
Px = 200 . 0,5√3 Py = 200 . 0,5
Px = 100 √3 satuan Py = 100 satuan
Contoh 2
Komponen dari vektor A pada
sumbu X adalah 150 satuan. Bila vektor A mengapit sudut 60˚ dengan sumbu
X positif. Berapakah besar komponen vektor A pada sumbu Y dan berapa
pula besar vektor A tersebut ?
Diketahui : Ax = 150 satuan
α = 60˚
Ditanya : Ay .......... ?
A ............. ?
a. Ax = A Cos α b. A2 = (Ax)2 + (Ay)2
150 = A Cos 60˚ 3002 = 1502 + (Ay)2
150 = A . 0,5 90000 = 22500 + (Ay)2
A = 150 / 0,5 (Ay)2 = 90000 - 22500
A = 300 satuan (Ay)2 = 67500
Ay = √67500 satuan
C. Perkalian Besaran Vektor
1. Dot Produck (Perkalian vektor dengan vektor hasilnya skalar)
Misalnya F(vektor gaya) dan S (vektor perpindahan), Jika kedua vektor
diatas dikalikan hasilnya akan berupa sebuah sekalar yaitu W (Usaha).
Secara Matermatika Dot Produck dapat ditulis :
V1 . V2 = V1.V2 Cos α
2. Kros Produck (perkalian vektor dengan vektor hasilnya vektor)
Misalnya F (vektor gaya) dan R (vektor posisi), jika keuda vektor
tersebut dikalikan hasilnya akan berupa sebuah vektor baru yaitu τ (Momen Gaya). Secara Matematika perkalian Kros Product dapat ditulis sbb :
V1 x V2 = V1.V2 Sin α
Arah dari
hasil perkalian vektor dengan cara kros product dapat ditentukan dengan
aturan putaran skrup, yaitu putaran skrup sama dengan arah putaran
vektor melalui sudut terkecil sedangkan arah gerakan skrup menyatakan
arah vektor yang dihasilkan dari perkalian kros product.
3. Perkalian vektor dengan sebuah bilangan
a . V = a V
Kelas X
Fisika (Besaran Pokok Dan Besaran Turunan)
BESARAN dan SATUAN
Besaran adalah segala sesuatu yang memiliki besar atau nilai, ada yang memiliki satiuan ada juga yang tidak memiliki satuan
Besaran terdiri dari Besaran Pokok dan Besaran Turunan
I. Besaran Pokok
Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya sudah didefinisakan terlebih dahulu
Berikut ini 7 besaran Pokok
II. Besaran Turunan
Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan atau diambil dari satuan besran pokok
Contohnya : Luas, Volume, Kecepatan, Massa jenis, Gaya, Usaha, Enenergi dsb
III. Satuan
Satauan adalah pembanding dalam suatu pengukuran
contohnya :
BESARAN dan SATUAN
Besaran adalah segala sesuatu yang memiliki besar atau nilai, ada yang memiliki satiuan ada juga yang tidak memiliki satuan
Besaran terdiri dari Besaran Pokok dan Besaran Turunan
I. Besaran Pokok
Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya sudah didefinisakan terlebih dahulu
Berikut ini 7 besaran Pokok
NAMA BESARAN
|
SATUAN
|
PANJANG | meter |
MASSA | kilogram |
WAKTU | detik atau sekon |
SUHU | Kelvin |
KUAT ARUS LISTRIK | Ampere |
INTENSITAS CAHAYA | Candela |
JUMLAH ZAT | mol |
II. Besaran Turunan
Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan atau diambil dari satuan besran pokok
Contohnya : Luas, Volume, Kecepatan, Massa jenis, Gaya, Usaha, Enenergi dsb
III. Satuan
Satauan adalah pembanding dalam suatu pengukuran
contohnya :
NAMA BESARAN
|
SATUAN
|
PANJANG | meter |
MASSA | kilogram |
WAKTU | detik atau sekon |
SUHU | Kelvin |
KUAT ARUS LISTRIK | Ampere |
INTENSITAS CAHAYA | Candela |
JUMLAH ZAT | mol |
PERCEPATAN | m s-2 |
KECEPATAN | m s-1 |
GAYA | newton |
USAHA | Joule |
DAYA | Watt |
TEKANAN | Pascal |
ENERGI | Joule |
Kelas XI
Geografi (Biosfer)
A. Pengertian Biosfer
A. Pengertian Biosfer
Menurut etimologi, biosfer berasal dari kata bio yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan.
Jadi, biosfer adalah lapisan tempat tinggal makhluk hidup atau seluruh
ruang hidup yang ditempati organisme. Biosfer merupakan sistem kehidupan
paling besar karena terdiri atas gabungan ekosistem yang ada di bumi.
Selain manusia, mahkluk hidup yang mendiami bumi adalah binatang (fauna)
dan tumbuh-tumbuhan (flora). Pada dasarnya, biosfer terdiri atas tiga
lingkungan utama atau biosiklus (biocycle), yaitu biosiklus darat,
biosiklus air tawar (sungai, danau, atau kolam), dan biosiklus air asin
(lautan).
Secara rinci, A. Tansley mengemukakan bahwa ekosistem meliputi komponen-komponen berikut ini.
- Komponen biotik (berupa makhluk hidup) terdiri atas:
a. tumbuh-tumbuhan sebagai produsen,
b. binatang sebagai konsumen; meliputi herbivora (pemakan tumbuh-tumbuhan), carnivora (pemakan daging), omnivora (pemakan tumbuh-tumbuhan dan daging), dan bakteri dan jamur sebagai pengurai.
2. Komponen
abiotik (berupa makluk tak hidup) meliputi iklim, bahan-bahan anorganik
berupa mineral-mineral yang terdapat di dalam batuan, tanah, air dan
udara. Contohnya antara lain Karbon (C), Nitrogen (N), Karbondioksida
(CO2), Air (H2O), Oksigen (O2), protein, karbohidrat, dan lemak.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberadan flora dan fauna di muka bumi diantaranya ialah faktor klimatik (iklim), edafik (tanah, dan biotik (makhluk hidup).
- Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna yaitu suhu, kelembaban udara, angin, dan curah hujan.
a. Suhu
Sumber
panas bagi seluruh permukaan bumi berasal dari radiasi matahari secara
langsung maupun tidak langsung. Radiasi matahari ke bumi dipancarkan
secara merata, akan tetapi karena perbedaan lintang, derajat keawanan, ketinggian dan albedo maka suhunya akan berbeda-beda disetiap tempat. Sehubungan dengan itu biasanya tumbuhan dan hewan beradaptasi terhadap
suhu lingkungan fisiknya, sehingga hanya daerah dengan suhu yang sangat
tinggi dan sangat rendah saja yang tidak dapat didiami oleh makluk
hidup secara permanen. Akibat perbedaan-perbedaan ini beberapa jenis
tumbuhan dan hewan telah berhasil beradaptasi dengan lingkungan tropis
yang lembab, dan lainnya beradaptasi dengan lingkungan dingin dan kering
atau lingkungan panas dan kering.
Bagi
tumbuhan yang berkembang di daerah tropis, diperlukan variasi suhu
untuk proses perkembangbiakan, berbunga, berbuah, dan untuk tumbuh
daun-daun baru. Begitu pula tumbuhan didaerah dingin dan kering,
memerlukan pola cuaca yang bervariasi untuk melangsungkan serangkaian
proses regenerasinya.
Berdasarkan faktor suhu, maka kita mengenal dua kelompok vegetasi, yaitu :
1. Kelompok vegetasi annual, yaitu kelompok tumbuhan yang hanya berkembang
pada saat-saat tertentu saja terutama pada musim panas. Sedangkan
dimusim dingin, tumbuhan jenis ini tidur karena berada dibawah lapisan
es yang ketebalannya bervariasi. Umumnya tumbuhan annual adalah tumbuhan
kecil atau bunga-bungaan di daerah beriklim dingin.
2. Kelompok vegetasi perennial,
yaitu kelompok tumbuhan yang mempunyai mekanisme melindungi diri dari
suhu yang sangat rendah di musim dingin secara bergantian, sehingga
dapat berkembang terus-menerus. Kemampuan inilah menyebabkan kelompok
vegetasi perennial dapat berumur lebih dari satu tahun.
b. Kelembaban Udara
Kelembaban
udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Zat
hara penting akan diserap oleh akar tumbuhan dengan bantuan air. Air
juga sangat berperan dalam reaksi pembentukan bahan organik bagi
tumbuhan. Begitu pula bagi manusia dan hewan, air merupakan kebutuhan
yang sangat penting.
Berdasarkan tingkat adaptasi terhadap kelembaban lingkungannya, dunia tumbuhan dibedakan menjadi empat yaitu :
1. Xerofit, berasal dari kata xero yang artinya kering dan phytos yang berarti tumbuhan. Jadi xerofit
merupakan kelompok tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan
yang kekurangan air atau kering. Daerah persebarannya terutama dikawasan
gurun ( kawasan arid ). Contohnya kaktus.
2. Hidrofit, berasal dari kata hydros
yang artinya basah atau berair. Jadi hidrofit adalah kelompok tumbuhan
yang khusus beradaptasi pada lingkungan yang berair atau basah. Ciri
khas vegetasi i ni adalah cenderung mempunyai sistem perakaran yang
dangkal, namun daunnya lebar-lebar dengan ruang renik
( stomata ), mempunyai lapisan-lapisan kulit luar dan daun-daunnya
mengarah kearah datangnya sinar matahari. Contohnya teratai, enceng
gondok, paku-pakuan, selada air, kangkung dan sebagainya.
3. Mesofit, berasal dari kata meso yang artinya antara atau pertengahan. Jadi mesofit
merupakan kelompok vegetasi yang hidup pada daerah-daerah lembab tetapi
tidak sampai tergenang air. Tumbuhan kelompok ini banyak terdapat di
daerah lintang rendah ( tropis ) dengan curah hujan yang tinggi dan
relatif merata sepanjang tahun, Contohnya anggrek dan beberapa jenis
jamur
4. Tropofit
yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi pada lingkungan
dengan kondisi yang berubah-ubah ( menguntungkan dan tidak menguntungkan
) . Vegetasi kelompok ini dapat hidup dengan perubahan musim yang jelas
yaitu musim panas dan musim dingin. Pada umumnya tumbuhan tropofit
berupa tumbuhan yang besar-besar, berdaun lebat dengan cabang-cabang
yang banyak dan dikategorikan sebagai belukar atau pohon-pohon.
Berdasarkan ciri tersebut, maka kelompok vegetasi ini merupakan vegetasi
khas daerah tropis.
c. Sinar Matahari
Tumbuh-tumbuhan
menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi untuk proses
fotosintesis. Energi ini khususnya dipergunakan untuk mengubah
karbondioksida (CO2 ) dan air menjadi glukosa dengan membentuk oksigen ( O2
) di atmosfer sebagai hasil lainnya. Dengan demikian sinar matahari
yang sampai kepermukaan bumi merupakan sumber energi bagi
tumbuh-tumbuhan dalam rangka melangsungkan kehidupannya.
d. Curah hujan
Air
merupakan kebutuhan penting bagi keberlangsungan flora dan fauna. Bagi
lingkungan kehidupan darat, sumber air untuk memenuhi kebutuhan
organisme terutama berasal dari hujan atau bentuk presipatasi lainnya.
Perbedaan curah hujan tiap-tiap wilayah permukaan bumi menghasilkan
karakteristik vegetasi dan juga menyebabkan perbedaan jenis hewan yang
mendiaminya. Hal ini disebabkan tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang
menyediakan sumber makanan bagi hewan.
e. Angin
Bagi
tumbuhan angin berfungsi untuk membentuk CO2 dan memindahkan uap air
dan kelembaban dari suatu tempat ke tempat yang lain. Angin juga sangat
berperan dalam proses penyerbukan dan penyebaran biji-bijian yang akan
menjadi tumbuhan baru.
- Faktor tanah yang berpengaruh karena tanah sebagai media tumbuh dan berkembangnya tanaman, tingkat kesuburan tanah berpengaruh terhadap persebaran tumbuhan.
Faktor tanah disebut pula faktor edafik yang
berasal dari kata edapos yang artinya tanah atau lapangan. Melihat pola
persebaran vegetasi dengan faktor edafik berarti meninjau tanah dari
sudut tumbuhan atau kemampuan meumbuhkan vegetasi. Faktor fisik dan
kimiawi tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman abtara lain tekstur,
struktur, dan keasaman tanah.
a. Tekstur tanah
Tekstur
tanah adalah perbandingan relatif berbagai partikel tanah dalam suatu
massa tanah terutama perbandingan antara pasir, debu dan lempung.
Tekstur tanah sangat penting dalam kaitannya dengan kapasitas menampung
air dan udara tanah. Tanah dengan proporsi partikel –partikel yang lebih
besar dapat mempunyai tata air yang baik. Tanah yang halus biasanya
memiliki potidak tersebar merata. Selain itu alirannya juga sangat
lambat sehingga tidak menguntungkan bagi tumbuh-tumbuhan.
b. Struktur tanah
Struktur
tanah adalah susunan atau pengikatan butir-butir tanah dan membentuk
agregat tanah dalam berbagai kemantapan bentuk dan ukuran. Struktur
tanah menyebabkan perbedaan tingkat kemampuan
tanah dalam meloloskan air ( porositas ) dan besar pori-pori antara
butir-butir tanah ( permeabilitas ). Porositas dan permeabilitas
mempengaruhi penyaluran air, unsur hara dan udara keseluruh bagian
tanah.
c. Keasaman tanah
Kesuburan
tanah sangat dipengaruhi oleh proses-proses kimia dan pertukaran unsur
kimia antar tumbuhan. Tumbuhan tidak mampu menyerap unsur-unsur hara
tanpa diubah dalam bentuk cairan. Jika keasaman tanah berkurang sampai
beberapa tingkat, maka air akan mempunyai kemampuan yang kecil dalam
menahan mineral-mineral untuk diubah menjadi unsur-unsur hara. Akibatnya
sekalipun unsur-unsur hara ada di dalam tanah tumbuhan tidak mungkin
hidup dengan baik disana.
- Faktor topografi
Faktor topografi meliputi ketinggian dan kemiringan lahan. Ketinggian
suatu tempat erat kaitannya dengan perbedaan suhu yang akhirnya
menyebabkan pula perbedaan kelengasan udara. Diantara daerah yang
mempunyai ketinggian yang berbeda, akan ditumbuhi oleh vegetasi yang
jenisnya berbeda pula karena vegetasi tumbuhan maupun hewan mempunyai
tingkat adaptasi yang berlainan. Oleh sebab itu kita mengenal
jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang khas untuk daerah-daerah dengan
ketinggian tertentu.
Faktor
topografi yang lain adalah kemiringan permukaan tanah. Permukaan tanah
yang miring menyebabkan air cepat menyusuri lereng. Semakin terjal
permukaan semakin besar kekuatan air mengikis permukaan tanah yang
subur, sehingga ketebalan tanah menjadi berkurang. Biasanya tanah yang
miring setiap unitnya mempunyai jumlah flora dan fauna lebih sedikit
dari pada tanah yang relatif rata. Hal ini disebabkan oleh cadangan air
cepat hilang karena bergerak kebawah secara cepat.
C. Persebaran Flora di Dunia
Ø Lingkungan kehidupan laut ( biocycle laut )
Perkembangan
kehidupan vegetasi pada perairan laut terutama terdapat pada zona dekat
pantai yang masih dapat ditembus sinar matahari. Meskipun air laut
bersifat transparan , sinar matahari hanya dapat mencapai kedalaman
beberapa puluh meter saja. Penyinaran ini masih pula dipengaruhi oleh
kejernihan air laut dan letak laut. Seperti pada tumbuhan didaratan,
vegetasi dilaut juga membutuhkan energi dari matahari untuk menghasilkan
makanan melalui proses fotosintesis. Oleh
sebab itu pada laut dalam tidak ditemukan vegetasi yang hidup permanen
karena lautnya dingin dan gelap. Jika ditemukan tumbuhan-tumbuhan pada
wilayah laut dalam tersebut disebabkan oleh aktivitas arus laut yang
mengangkutnya ke lokasi lain.
Di
dasar laut dangkal banyak terdapat fitoplanton atau tumbuhan kecil yang
melayang-layang. Flora yang tumbuh didasar laut antara lain
bermacam-macam ganggang, rumput laut, dan lain-lain. Pada zona litoral
dan neritis tumbuh vegetasi khas pantai misalnya hutan mangrove yang
meliputi bakau, perdu, liana, efipit, dan parasit.. Vegetasi air asin
sangat tampak pada zona litoral dan sebagian zona nertitis karena
vegetasinya besar-besar dan banyak jumlahnya.
Ø Lingkungan kehidupan air tawar ( biocycle air tawar )
Lingkungan kehidupan air tawar meliputi danau, sungai, kolam, payau, rawa dan bentuk-bentuk perairan darat lainnya. Vegetasi
yang banyak berkembang di lingkungan seperti ini diantaranya
tenceeratai, paku air, enceng gondok, talas air, pandan, selada,
kangkung dan berbagai vegetasi perairan tawar lainnya. Pada perairan
darat juga berkembang vegetasi tingkat rendah misalnya ganggang dan
lumut.
Ø Lingkungan kehidupan darat ( biocycle darat )
Lingkungan kehidupan darat meliputi daerah yang sangat luas dan sangat bervariasi jenisnya. Biocycle
darat terbentang di daerah sekitar khatulistiwa sampai ke daerah kutub
utara dan kutub selatan. Lingkungan vegetasi ini berbatasan langsung
dengan ;lingkungan kehidupan perairan darat dan lingkungan kehidupan
perairan laut.
Sehubungan dengan
variasi yang sangat beragam ini maka lingungan vegetasi daratan
dibedakan menjadi beberapa bagian yang disebut biochore atau sub lingkungan ( bioma ). Pembagian ini didasarkan pada corak vegetasi utama akibat iklim yang khas pada wilayah-wilayah tersebut.
Biocycle
daratan terdiri dari hutan, padang rumput dan gurun. Berikut ini
sebaran hutan, padang rumput, dan gurun yang akan dibahas lebih lanjut.
v Hutan
- Hutan Hujan Tropis
Tersebar
di wilayah sekitar ekuator antara lintang 10ºLU – 10°LS, curah hujan
antara 200 – 400 cm per tahun, dengan ciri vegetasinya berupa hutan
belantara dengan tumbuhan heterogen, tingkat kerapatan tinggi, dengan
wilayah persebaran di Indonesia, dataran rendah Amazon (Brazil), Amerika
Tengah, wilayah Afrika sekitar katulistiwa, dan Pulau Madagaskar.
- Hutan Musim
Terdapat
di daerah-daerah yang memiliki pergantian musim kemarau dan penghujan
sangat jelas, musim kemarau lebih panjang dengan curah hujan antara 100 –
200 cm per tahun. Pada musim kemarau vegetasinya menggugurkan daun
(meranggas), tersebar di India, Asia Tenggara, Afrika, Amerika Tengah,
dan Amerika Selatan.
- Hutan Konifer (Hutan berdaunjarum)
Terdapat
di daerah lintang tinggi mendekati kawasan lingkaran kutub, seperti
Kanada bagian utara, Eropa Utara, Asia Utara sekitar Siberia, dan
pegunungan tinggi di kawasan tropis.
- Sabana
Padang
rumput yang diselingi semak belukar, banyak dijumpai di Afrika, India,
Australia, Amerika Selatan, dan sekitar Bali dan Nusa Tenggara Barat.
- Stepa (Prairi)
Padang
rumput yang luas tanpa diselingi semak belukar, terdapat di daerah
peralihan antara iklim basah dan iklim kering, tersebar di Rusia antara
Eropa Barat sampai Asia Timur, Argentina, dan Amerika Selatan.
- Tundra
Padang
rumput yang terletak di wilayah-wilayah lintang tinggi yang berbatasan
dengan kutub dan mampu bertahan terhadap suhu udara dingin.
- Gurun (padang pasir)
Kawasan iklim kering yang ditandai rata-rata jumlah curah hujan tahunan lebih kecil, terletak di sekitar lintang 30° – 35°, terdapat di Asia, Afrika, Amerika, dan Australia.
D. Persebaran Fauna di Dunia
Menurut Alfred Russel Wallace, secara umum wilayah persebaran fauna di permukaan bumi dikelompokan ke dalam enam region, yaitu sebagai berikut:
- Paleartik, meliputi wilayah-wilayah di Benua Eropa, Uni Soviet, Jepang, Laut Mediteran, dan Afrika bagian paling utara. Contoh fauna: panda, unta, rusa, dan beruang kutub.
- Ethiopian(Afrotropical), meliputi seluruh Benua Afrika (kecuali bagian utara) dan Pulau Madagaskar. Contoh fauna: gajah Afrika, badak bercula dua, kuda nil, gorilla, zebra, jerapah, singa, dan reptil.
- Oriental, meliputi wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Contoh fauna: orang utan, banteng, harimau, gajah, dan reptile.
- Australian, meliputi wilayah-wilayah Benua Australia, Selandia Baru, dan Pulau Papua. Contoh fauna: hewan berkantung seperti kanguru, kuskus, wallaby, burung cendrawasih, kasuari, kakatua, dan kiwi.
- Neartik, meliputi wilayah Amerika Utara (AS dan Kanada), Greenland, sampai bagian tengah Meksiko. Contoh fauna: bison, caribouw, salamander, ayam kalkun, dan kura-kura.
- Neotropik, meliputi Meksiko bagian bagian selatan, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Contoh fauna: ikan piranha, belut listrik, Lama, ular anaconda, dan kera.
E. Persebaran Flora di Indonesia
Wilayah flora di Indonesia terdiri atas empat subwilayah, yaitu:
- Flora Sumatera – Kalimantan
Keadaan flora pada
wilayah ini di dominasi hutan hujan tropis, yaitu hutan yang tumbuh di
daerah yang mempunyai curah hujan, suhu, dan kelembaban udara yang
tinggi, dan banyak mendapat sinar matahari, pohonnya tumbuh rapat dan
lebat, spesiesnya banyak dan beranekaragam, selalu hijau, pohonnya besar
dan tinggi. Di daerah pantai Sumatera dan Kalimantan terdapat hutan
bakau yang berfungsi menjaga ekosistem pantai, dan mencegah terjadinya
erosi pantai.
- Flora Jawa – Bali
Keadaan flora Jawa –
Bali dikelompokkan menjadi: hutan hujan tropik (di Taman Nasional
Cibodas dan Gunung Halimun), hutan muson tropik (hutan jati), sabana
tropik(di Jawa Timur dan Bali) , dan hutan bakau (di pantura Jawa).
- Flora kepulauan Wallacea
Wilayahnya meliputi
Indonesia bagian tengah yaitu pulau Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara,
dan kepulauan Maluku. Iklimnya lebih kering sehingga di dominasi
vegetasi sabana, hutan pegunungan di Sulawesi, hutan campuran di wilayah
Maluku dengan jenis rempah-rempah (seperti Pala, Cengkeh, Kayu Manis).
- Flora Papua
Flora di wilayah ini di dominasi hutan hujan tropis dengan flora khas yaitu Eucaliptus, sedangkan di daerah pantai banyak dijumpai Mangrove.
F. Persebaran Fauna di Indonesia
- Fauna Asiatis (Fauna Indonesia Barat)
Terletak
di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali, dibatasi oleh Garis
Wallace yang membentang antara Selat Lombok dan Selat Makassar.
- Fauna Australis (Fauna Indonesia Timur)
Terletak di pulau
Papua dan sekitarnya, dibatasi oleh Garis Weber yang terbentang antara
Laut Tmor, Laut Seram, dan Laut Halmahera.
- Fauna Peralihan (Fauna Indonesia Tengah)
Meliputi di wilayah, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan kepulauan Maluku. Letaknya diantara Garis Wallace dan Garis Weber. Fauna endemik adalah anoa, babirusa, burung maleo, dan komodo.
F. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi.
1. Pengahalang Geografi
Penghalang
geografi adalah keadaan fisik lapangan dan faktor geografi lainnya yang
menghalangi aliran gen antarpopulasi. Penghalang geografi merupakan
penghalang dalam bentuk kondisi muka bumi, seperti gunung, padang pasir,
dan laut. Penghalang jenis ini sangat menentukan persebaran organisme
dimuka bumi. Penghalang geografi merupakan hasil aktivitas alam berupa
pegunungan ataupun pemisahan permukaan bumi. Hasil proses alami ini
berupa benua yang dibatasi oleh lautan, gunung, gurun, dan faktor alam
lainnya. Adanya batas-batas tersebut menghalangi interaksi
antarorganisme. Pada mulanya kelompok organisme diperkirakan hanya
menghuni satu tempat, akibat sifat organisme yang aktif dan selalu
berusaha mencari kondisi lingkungan yang terbaik untuk proses hidupnya,
kelompok organisme tersebut menyebar keberbagai tempat yang memiliki
kondisi lingkungan yang berbeda. Persebaran organisme ini akan terhenti
begitu berhadapan dengan penghalang geografi. Selain itu persebaran
organisme dapat berhenti akibat terbatasnya kemampuan struktur ataupun
fungsi organisme tersebut seperti kemampuan terbang, berenang ataupun
berlari. Ditempat baru organisme melakukan adaptasi dan modifikasi
sehingga menjadi organisme yang berbeda dengan asalnya. Berdasarkan
penjelasan ini , terlihat bahwa pengfhalang geografi merupakan faktor
penting dalam persebaran organisme di muka bumi.
- Penghalang Reproduksi
Penghalang
reproduksi merupakan penghalang dalam bentuk tidak terjadinya
interhibridasi ( perkawinan ) di antara organisme yang menghuni satu
daerah biogeografi dengan daerah biogeografi lainnya. Tidak terjadinya
interhibridasi ini akibat adanya penghalang geografi. Dengan demikian
penghalang geografi dapat menyebabkan munculnya penghalang reproduksi.
Penghalang reproduksi ini menyebabkan terjadinya isolasi reproduksi yang
megakibatkan semakin berbedanya organisme tersebut dengan organisme
asalnya.
- Penghalang Endemis
Penghalang
endemis merupakan penghalang dalam bentuk kekhasan organisme akibat
menghuni daerah khas pula. Kekhasan ini terjadi akibat adanya penhalang
reproduksi yang mencegah terjadinya interhibridasi dengan organisme lain
diluar wilayah biogeografi tersebut. Penghalang reproduksi sendiri
merupakan akibat dari adanya penghalang geografi. Dengan demikian dapat
ditarik hubungan bahwa penghalang geografi menyebabkan penghalang
reproduksi menghalangi juga
terjadinya oenghalang endemis. Penghalang endemis ini menyebabkan proses
endemis organisme semakin khas oraganisme tersebut dan semakin berbeda
jauh dengan organisme asalnya.
Dampak Kerusakan Flora dan Fauna Terhadap Kehidupan
A. Kerusakan Flora, Fauna dan dampaknya.
Dalam
siklus kehidupan baik hewan maupun tumbuhan selalu terjadi evolusi,
seleksi alam, dan adaptasi. Evolusi adalah perubahaan makluk hidup
secara perlahan-lahan dari sederhana ke bentuk yang lebih sempurna dalam
jangka waktu yang sangat lama. Jadi makluk hidup selalu mengalami
perubahaan sehingga timbul spesies baru. Perlu diketahui bahwa tumbuhan
dan hewan berasal dari makluk hidup masa lampau yang telah mengalami
perubahaan dalam waktu yang sangat lama.
Seleksi
alam adalah penyaringan suatu lingkungan hidup sehingga hanya makluk
hidup tertentu yang dapat bertahan dan mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan hidup yang baru. Makluk hidup yang tidak mampu bertahan dan
menyesuaikan dengan lingkungan yang telah berubah akan mati atau pindah
kelingkungan lain. Dengan adanya seleksi alam ini, banyak hewan dan
tumbuhan yang dulu hidup, sekarang telah punah karena tidak mampu untuk survival menyesuaikan dengan lingkungan atau habitat yang ada.
Contoh kerusakan flora dan fauna yang terjadi di Indonesia akibat kegiatan manusia, misalnya :
1. Hutan menjadi gundul.
Dalam
prakteknya tebang pilih juga mengorbankan pohon lain yang tertimpa
sehingga banyak pohon kecil yang mati. Apabila penebangan dilakukan
secara serampangan maka akan menghabiskan pohon-pohon dihutan.
2. Tanah Longsor.
Akar-akar
pohon di hutan berfungsi sebagai penahan tanah agar tidak tererosi dan
longsor. Karena pohon sudah mati maka fungsi tersebut juga tidak dapat
berlangsung.
3. Banjir.
Pohon-pohon
di hutan dapat berfungsi sebagai penahan air hujan sehingga air meresap
kedalam tanah. Namun, karena fungsi hutan berubah maka akar tidak mampu
lagi menahan air akibatnya di dahilir atau di daerah yang lebih rendah
akan banjir.
4. Rusaknya hutan habitat hewan dan makluk hidup lain.
Rusaknya
hutan berarti rusaknya tempat hidup hewan. Oleh karena itu. Kelestarian
hewan di hutan juga terancam, begitu juga dengan makluk hidup lainnya.
Faktor-faktor yang menyebabkan kemusnahan fauna adalah sebagai berikut.
1. Faktor
kematian merupakan faktor yang langsung mematikan atau mengurangi
populasi. Misalnya pemangsaan, perburuan, penyakit, kelaparan dan
kecelakaan.
2. Faktor
kesejahteraan merupakan faktor yang menyangkut kuantitas dan kualitas
lingkungan hidup fauna. Misalnya makanan, air dan tempat hidup.
3. Faktor manusia merupakan kegiatan-kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas makanan, air dan tempat hidup.
Mengapa kita perlu melkakukan perlindungan terhadap fauna ? Hewan merupakan
bagian penting dari suatu ekosistim yaitu sebagai konsumen. Hilangnya
salah satu komponen dalam ekosistim dapat menyebabkan ekosistim tidak
seimbang sehingga dapat berdampak negatif. Untuk menjaga agar
keseimbangan alamnya tidak terganggu maka terus diusahakan agar tidak
ada komponen alam yang mengalami kepunahan, baik hewan maupun tumbuhan.
B. Pelestarian Flora dan Fauna
Untuk menjaga kelestarian gen tumbuhan atau hewan perlu dilakukan usaha antara lain sebagai berikut:
- Diadakan daerah yang dilindungi, seperti cagar alam, hutan lindung, dan suaka margasatwa.
- Diadakan daerah penyangga, daerah antara lahan pertanian dan permukiman penduduk dengan daerah cagar alam.
- Pengembangan daerah yang dilindungi seperti untuk penelitian, pendidikan, dan pariwisata.
- Mendirikan kawasan kebun raya dan kebun binatang yang dijadikan koleksi hidup, misalnya Kebun Raya Bogor dan Taman Safari Indonesia.
- Diadakan bank gen, yaitu menyimpan dan menjaga suatu gen agar tetap baik.
Subscribe to:
Posts (Atom)